Pesawaran, Portal Nasional – Meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Pesawaran mencapai 506 kasus terhitung pada tahun 2024.
Hal ini merujuk dari data yang dihimpun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran, adapun 3 Kecamatan dengan kasus DBD tertinggi pada tahun 2024, diantaranya Kecamatan Gedongtataan dengan 151 kasus, Negerikaton dengan 127 kasus dan Kecamatan Way Lima dengan 50 kasus.
Kemudian, Way Khilau dengan 37 kasus, Teluk Pandan 33 kasus, Way Ratai 30 kasus, Tegineneng 29 kasus, Kedondong 24 kasus, Punduh Pedada 8 kasus, Marga Punduh 10 kasus, dan Kecamatan Padang Cermin dengan 7 kasus.
Dari jumlah angka tersebut, terjadi lonjakan yang signifikan mencapai tiga kali lipat dibandingkan dengan jumlah kasus DBD di tahun 2023 lalu yang mencapai 148 kasus.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran, Dr. Media Apriliana menyampaikan bahwa iklim cuaca terutama musim penghujan dan lingkungan yang tidak bersih menjadi faktor utama penyebab meningkatnya kasus DBD di Kabupaten Pesawaran.
“Dari 15 puskes sudah ada alat fogging, dan pemerintah desa juga ada alat fogging. Kami juga sudah melakukan upaya sesuai SOP melakukan pengecekan dengan radius jarak 100 meter dilokasi terjangkit DBD untuk melakukan fogging,” kata Dr. Media diruang kerjanya, Senin (13/1/2025).
Media Apriliana mengatakan, Pemkab Pesawaran melalui UPT Puskesmas di masing-masing wilayah sudah melakukan upaya pencegahan melalui penyelidikan epidemiologi (PE), melakukan fogging dan sosialisasi kepada masyarakat, hingga turut melibatkan siswa di sekolah sebagai juru pemantau jentik (Jumantik).
“Setelah tim melakukan pemeriksaan di lapangan, UPT Puskesmas Karang Rejo telah menangani 81 kasus di tahun 2024, dan di tahun 2025 ini ada 5 kasus di wilayah tersebut perhari ini,” ujarnya.
Dalam pemberantasan DBD, seringkali dihadapkan untuk melakukan fogging. Namun, fogging memiliki efektivitas yang terbatas dan bukan menjadi solusi terbaik untuk memberantas nyamuk aedes aegypti yang berkembang biak di dalam genangan air.
Menurutnya, cara efektif dalam penanganan kasus DBD memerlukan kerjasama masyarakat, termasuk pemerintah desa untuk gencar melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSM) dan Menguras, Menutup dan Mengubur barang yang dapat menampung genangan air (3M Plus).
“Fogging bisa dilakukan untuk membunuh nyamuk dewasa, namun PSM dan 3M plus itu yang harus digencarkan ke masyarakat untuk membasmi penyebaran DBD. Kemudian disarankan saat keluar rumah menggunakan lotion anti nyamuk,” ucapnya.
Selain itu, Media Apriliana mengimbau kepada masyarakat untuk bisa menerapkan hidup sehat dan tetap meningkatkan imunitas tubuh guna mencegah terjangkit penularan penyakit DBD.
“Kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat harus ditingkatkan, dengan harapan upaya yang dilakukan semua pihak bisa menekan kasus DBD di tahun 2025 ini,” pungkasnya. (**)